Gunung Agung

Gunung Agung adalah salah satu gunung yang termasuk dalam gunung tertinggi se Pulau Bali , gunung yang tidak hanya terkenal akan pemandangan alamnnya yang menawan gunung agung ini juga menjadi salah satu ikon wisata yang begitu terkenal di pulau Bali.

Selain itu di tempat ini juga terdapat banyak tempat beribadah warga sekitar yang sampai saat ini masih banyak di gunakan oleh masyarakat.

Tidak hanya itu banyak sekali cerita yang tidak banyak di ekspose di balik indah dan misteriusnya gunung agung ini, Berikut adalah beberapa kisahnya:

Berita Gunung Agung Terbaru 

Aktivitas Gunung Agung yang kian mencekam ini membuat para warga sangat berhati-hati, namun nampaknnya warga sudah bisa sedikit berlega hati karena status gunung agung kini sudah diturunkan menjadi SIAGA, hal ini di turunkan karena Gunung Agung sudah lebih dari 1 bulan tidak menunjukan aktivitasnya.

Namun warga dihimbau untuk tetap dalam keadaan siaga ditakutkan sewaktu-waktu status gunung agung berubah kembali, dan berikut adalah beberapa berita terkini mengenai status dan erupsi gunung agung.

1. Gunung Agung Meletus

Gunung ini pernah beberapa kali meletus selama sejarahnya. Pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat waktu-waktu ketika Gunung ini meletus.

Gunung Agung
BeritaSatu.com

Letusan pertama terjadi pada tahun 1963, tepatnya pada tanggal 18 Februari. Letusan ini berlangsung sekitar kurang lebih satu tahun. Saat itu, terdapat dua jenis letusan yaitu letusan yang mengeluarkan batu pijar, abu, hujan piroklast, dan pecahan lava atau letusan eksplosif. Jenis yang lain adalah letusan efusif yang melontarkan aliran awan panas dan aliran lava.

Kronologi kejadian meletusnya gunung tersebut di mulai pada tanggal 16 Februari 1963. Masyarakat saat itu merasakan gempa ringan. Saat itu gempa terasa di kawasan lereng selatan yang berjarak 6 km dari puncak Gunung Agung.

Keesokan harinya, yaitu tanggal 17 Februari 1963 masyarakat di sisi pantai timur laut kaki gunung yang jarak dari lubang kepundannya adalah kurang lebih 11 km. Kejadian masih berlanjut sampai tanggal 18 Februari 1963 terdengar suara gemuruh dari dalam tanah di sebelah pantai utara sekitar pukul 23.00

Mulai memasuki puncak kejadian, pada  tangga 19 Februari 1963 gunung sudah mengeluarkan gumpalan asap ditambah dengan bau gas belerang pada pukul 01.00 WITA.

Kemudian pada pukul 03.00 diawali dengan awan yang menggumpal-gumpal kemudian terdengarlah dentuman yang sangat keras untuk pertama kalinya.

Suara yang sangat nyaring ini disusul dengan lontaran batu yang sebesar kepalan tangan mausia dan diakhiri dengan asap yang berwarna kelabu bercampur hitam.

Lahar hujan mulai mengalir di sungai yang mengalir sekitaran gunung. Letusan kembali terdengar  pada pukul 10.00 WITA. Malamnya, semburan api terlihat dari gunung dan petir pun saling menyambar.

Kejadian mengerikan tersebut terus menerus terulang tidak berhenti. Sepanjang tahun 1963 masyarakat tetap mendengar dentuman yang berasal dari gunung. Aktivitas gunung pun berhenti pada tanggal 27 Januari 1964. Korban pada letusan tersebut tercatat berjumlah 1.148 jiwa.

2. Gunung Agung Terkini

Tepat pukul 03.21 WITA dini hari pada tanggal 21 April 2019,  gunung ini mengalami erupsi untuk yang kesekian kalinya.

Ketinggian kolom abu vulkanik mencapai tinggi 2000 meter atau setara dengan 5.142 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan pengamatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN) bahwa abu lebih condong ke arah barat daya.

Gunung Agung Terkini
@Merdeka

Beberapa kawasan di sekitaran gunung terkena imbas abu erupsi tersebut. Lebih tepatnya dua kecamatan yang didalamnya terdapat beberapa desa. Kecamatan tersebut adalah Selat dan Bebandem.

Tidak ada korban jiwa dalam erupsi gunung ini. Namun, masyarakat dihimbau untuk terus memperhatikan kesehatan dengan memakai masker.

Mengingat volume abu yang dikeluarkan saat erupsi cukup tebal. Ditambah lagi, masyarakat  sebaiknya tidak melakukan aktivitas dalam radius 4 km di dekat Gunung Agung.

Kondisi Gunung Agung hari ini telah berada pada status Siaga (level III) menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.

Radius berbahaya adalah 4 km dari puncak. Dengan kata lain masyarakat dapat melakukan aktivitas  mereka seperti biasa di luar radius tersebut. Akan tetapi masyarakat harus tetap waspada.

Rekomendasi yang diberikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menegaskan agar masyarakat  yang tingga dekat dengan aliran sungai yang ber hulu di Gunung Agung sebaiknya lebih meningkatkan waspada. Pihak PVMBG takut akan adanya  ancaman aliran lahar hujan.

Meskipun aktivitas gunung Agung hari ini erupsi, menurut kepala pusat BNPB hal itu tidak mengganggu jalannya penerbangan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.

Masyarakat sekitar juga tidak tergangggu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Beberapa bahkan mengadakan Car Free Day (CFD).

↑ KE DAFTAR ISI


 

Sejarah Gunung Agung

Gunung ini berlokasi di kecamatan Rendang, Bali. Terdapat beberapa sejarah yang berkaitan langsung dengan gunung ini. Pura yang ada di lereng gunung tersebut, Pura Besakih, merupakan pura tertinggi di Bali yang dibuat pada 1284 SM oleh Resi Markandeya. Pura ini merupakan jalan awal pendakian sekaligus tempat ibadah. Gunung ini menyimpan banyak sekali cerita dan mitos.

1. Kepercayaan Masyarakat di Gunung Agung

Kepercayaan Masyarakat di Gunung Agung
@Tirto.ID

Beberapa masyarakat Bali mempercayai bahwa Gunung Agung merupakan tempat Batara Mahadewa untuk bersemayam.

Hal ini sangat kental kaitannya dengan legenda gunung tersebut yang sudah melekat pada semua masyarakat.

Selain itu banya juga kepercayaan yang bercerita bahwa Gunung tersebut  merupakan replika dari Gunung tertinggi di Pulau Jawa yaitu Semeru.

Saat itu Dewa Pasupati membelah Gunung Semeru kemudian terciptalah replikanya. Kepercayaan lain menyebutkan bahwa Gunung Agung merupakan jelmaan Gunung tempat Batara Siwa bersemayam.

2. Legenda Gunung Agung

Legenda Gunung Agung
Tribunnews.com

Legenda tersebut berbunyi, bahwa konon ketika para dewa ingin memindahkan Gunung Meru yang ada di India tanpa sengaja ada tiga bagian gunun yang jatuh.

Ketiganya tersebar di tiga pulau yang ada di Indonesia. Gunung Semeru di Pulau Jawa, Gunung Agung di Pulau Bali, dan Gunung Rinjani di Pulau Lombok. Ketiganya menjadi gunung tertinggi di setiap pulau.

Masyarakat Bali khususnya kaum Hindu percaya bahwa semakin tinggi suatu tempat, maka semakin suci tempat tersebut.

Sang Hyang Widi dipercaya bersemayam di tempat yang paling suci, dengan kata lain tempat yang paling tinggi. Karena itulah Pura Besakih sengaja di bangun di tempat yang tinggi, karena  dipercaya akan menjadi semakin suci tempat tersebut.

Anda mungkin tidak tau asal muasal Pura Besakih. Menurut masyarakat, asal usul nama ‘Besakih’ adalah kata yang diambil dari sansekerta yang memiliki arti selamat.

Selain itu nama ‘Besakih’ merupakan nama naga yang dipercaya menghuni kawah Gunung yang tertinggi di Bali.

3. Air Suci Gunung Agung

Air Suci Gunung Agung
CakWiCak

Seperti kebanyakan gunung pada umumnya, gunung ini memiliki sumber air. Terdapat sebuah sumber air di bagian lereng gunung yang dipercaya masyarakat sebagai air suci.

Bahkan tidak ada yang boleh mengambil air dari sumber air tersebut, terkecuali air yang diambil digunakan untuk keperluan upacara adat.

Saking dianggap suci nya gunung ini, untuk mendaki gunung anda diwajibkan untuk menyewa  guide. Hal ini agar saat kejadian buruk terjadi  saat pendakian yang berakibat kematian maka perlu diadakan pencucian gunung.

4. Kera Putih Gunung Agung

Kera Putih Gunung Agung
Jitunews

Hanoman atau sosok yang sangat identik dengan bojog putih atau Sang Wanara Petak. Pada saat hari-hari tertentu seperti ritual Mulang Pakelem di kawah gunung dan pegelaran pujawali Purnamaning di Pura Pasar Agung bojog putih ini bermunculan. Menurut masyarakat sekita, kera putih ini merupakan penjaga keutuhan sekaligus pengiring utusan Ida Batara.

Gunung Agung merupakan gunung yang sangat suci bagi masyarakat Bali. Banyak sekali bagian dari masyarakat yang tentu saja sudah bersusah payah untuk menjaga kesuciannya.

Meskipun sudah beberapa kali erupsi, masyarakat tidak mengutuk gunung tersebut melainkan membiarkannya dan tetap berhati hati. Bagaimanapun juga Gunung Agung adalah bagian dari Pulau Bali 

Tinggalkan komentar